Novel Surat kecil untuk Tuhan ( True story Gitta sessa wanda cantika )
Adalah sebuah novel yang diangkat dari kisah nyata keke,
seorang gadis remaja Indonesia yang telah meninggal tahun 2006
karena kanker ganas. Buku ini terjual lebih dari 50.000 exp, tahun
2011 telah diadaptasi ke layar lebar. Kisah Keke pernah di ulas
dalam acara kick Andy dan ribuan air mata telah berjatuhan setelah
membaca kisahnya.
( Buku ini bisa didapatkan di seluruh toko buku di indonesia
dengan harga 38.800 ( bonus cd), sebagian penjualan buku akan
disumbangkan ke yayasan kanker. filmnya sudah ditayangkan pada 15
feburary 2011)
Hai Sobat, namaku Keke. Umurku 13 tahun ketika aku divonis mengalami
penyakit kanker ganas bernama Rabdomiosarkoma, sulit bagiku untuk
mengerti penyakit apa yang menyerang bagian wajahku itu bahkan untuk
menyebut ulang nama penyakit itu, aku sangat kesulitan. Dokter
bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat langkah dan
menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit itu.
Aku sedih ketika ayahku menangis menolak permintaan dokter untuk
melakukan operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku tidak
melakukan operasi, maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih dari 3
bulan. Aku sangat terkejut, karena penyakit itu tidak memiliki
tanda-tanda apapun selain aku mengalami sakit mata yang diikuti
dengan mimisan yang terjadi selama seminggu. Kanker itu hanya
seukuran kuku jariku dan bersarang di bagian pelipis mataku, tapi
operasi itu mengharuskan aku kehilangan sebagian wajah kiri dan
mataku.
Ayahku tentu tidak akan rela aku kehilangan bagian wajahku karena
aku adalah seorang anak gadis yang akan tumbuh dewasa bagaimanapun
kelak. Aku tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit itu
hingga aku merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar
bola tenis dan buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku
tidak pernah mau jujur mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku
berjuang hidup selama 3 bulan mencari pengobatan tradisional dan
seseorang ulama mengatakan padaku aku terserang kanker.
Perasaanku saat itu sangat hancur, aku tau hidupku tidak akan lama
lagi dengan keadaan buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah
kiriku. Aku menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia tega
merenggut masa remajaku dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan
model. Air mata yang berjatuhan setiap harinya tak pernah kulewatkan
ketika rasa sakit kanker itu datang. Walau demikian aku sungguh
beruntung, sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku selalu ada
disampingku untuk memberikan dukungan tanpa henti.
Ketika aku mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku hanya berdoa berharap
kepada Tuhan agar ia memberikan aku waktu lebih lama di dunia ini
untuk mengucapkan selama berpisah dengan sahabat, kekasihku dan
terutama untuk membuat ayahku bahagia lebih lama.Disaat itu aku
tidak mampu berdiri dan mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku,
disaat itulah aku mendapatkan sebuah mujizat, seorang dokter
menyelamatkanku dari penyakit itu disaat-saat terakhir hidupku. aku
sembuh dan kanker diwajahku menghilang secara ajaib.
Aku merasakan kebaikan tuhan padaku dan melawan vonis kematian yang
dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya mulai saat itu
untuk bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku. Usai penyakit
itu hilang dalam hidupku, Aku melewatkan hari-hariku dengan bahagia
bersama keluarga dan teman-temanku, aku menghabiskan waktuku dengan
belajar kitab suci dan mendekatkan diriku pada Tuhan. Hidup-hidupku
pun berlalu dengan bahagia walaupun pada akhirnya hal yang tak
kuharapkan terjadi lagi dalam hidupku ketika kanker itu kembali
padaku, kini ia menyerang wajah sebelah kananku.
Disaat aku mendapatkan vonis itu kembali, aku tidak lagi takut dan
aku tidak lagi marah kepada Tuhan. Aku bersyukur padanya, ia
memberikan aku kesempatan lebih lama di dunia ini untuk dapat
bersama sahabat, keluargaku dan kekasihku.Walau air mata berjatuhan
disampingku, aku berusaha untuk tegar dan mengatakan kepada semua
orang, kalau ujian dalam hidupku adalah tanda sayang Tuhan kepadaku.
Dokter yang menyelamatkan hidupku pertama kalinya menyerah, ia tidak
sanggup lagi menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan berjanji
untuk bertahan hidup hingga aku bisa melewatkan ujian terakhirku di
dunia ini agar bisa lulus di bangku SMP. Walau aku buta dan lumpuh,
aku berjanji pada Tuhan dan sahabat-sahabatku untuk lulus dan
memakai seragam SMA.
Sobat, hidup adalah anugerah yang indah. Atas kebaikan Tuhan, aku
mampu mengikuti ujian sekolah dengan kondisiku yang semakin parah.
Aku bersyukur karena bisa lulus dengan baik dan sampai akhirnya
mampu memakai seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatku walau
hanya sehari disaat sebelum aku harus dilarikan ke rumah sakit
karena darah terus mengalir di hidungku.Kematianku semakin dekat dan
itu bisa kurasakan disaat hembusan nafasku semakin berat.
Tapi aku tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku
kepada Tuhan..surat yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis
yang berjuang untuk hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami
penyakit kanker yang sama denganku.
Aku berharap ketika aku tidak ada lagi di dunia ini, kisahku menjadi
inspirasi bagi siapapun yang ada di dunia ini untuk bersyukur akan
hidup. Karena Tuhan begitu mencintai kita dengan cobaannya.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya.
In memorial gitta sessa wanda cantika.
Surat Kecil Untuk Tuhan
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.
Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Tuhan…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..
Tuhan…
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.
Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..
Tuhan ..
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…
Ke dunia yang Kau berikan padaku..
|
Goresan terakhir keke |
In memorial,
Gita Sesa Wanda Cantika.
19/06/91-25/12/06